Uncategorized

Keutamaan Mencintai Sesama Muslim

MENCINTAI sesama muslim merupakan perintah syariat dan wujud dari kesempurnaan iman seseorang. Dalam satu Hadist, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa tidak akan masuk surga orang yang memutus tali persaudaraan (silturahim).

Hari ini kita melihat kebanyakan manusia lebih mementingkan dirinya dibanding orang lain. Masing-masing sibuk dengan urusannya tanpa memperdulikan saudaranya sendiri. Padahal setiap muslim diikat dengan kalimat Tauhid yang dengannya Allah mempersaudarakan mereka. Pada firman-Nya dalam Al-Qur’an yang artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al Hujurat ayat 10).

Imam Al-Qurthubi mengatakan, “Persaudaraan karena agama lebih kuat daripada persaudaraan nasab. Persaudaraan nasab akan terputus dengan berbedanya agama, sedangkan persaudaraan karena agama tidaklah terputus dengan berbedanya nasab.”

Kadar mencintai saudara muslim harus sama dengan mencintai diri sendiri, sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut: Dari Abu Hamzah Anas bin Malik RA (pelayan Rasulullah SAW), Beliau bersabda: “Tidak beriman salah seorang kalian sampai dia mencintai saudaranya, seperti dia mencintai dirinya sendiri.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW menggambarkan orang-orang beriman itu laksana satu tubuh yang apabila satu anggota tubuhnya sakit maka yang lain ikut merasakannya. Dari An Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu, Beliau bersabda yang artinya: “Perumpamaan orang-orang beriman dalam cinta, kasih sayang, simpati mereka bagaikan satu jasad, jika salah satu anggota tubuhnya ada yang mengeluh, maka bagian yang lain juga mengikutinya dengan rasa tidak bisa tidur dan demam.” (HR Muslim 2586, Ahmad 18373). Hadis ini mengandung makna bahwa seorang mukmin dengan mukmin lainnya laksana satu tubuh. Oleh karena itu, hendaknya ia mencintai saudaranya sendiri seperti dia mencintai apa yang ada pada dirinya, sebagai tanda bahwa keduanya adalah jiwa yang menyatu. (Imam Ibnu Daqiq Al ‘Id, Syarh Al Arbain An Nawawiyah Hal 64)

Cara mencintai saudara muslim diterangkan dalam sebuah Hadist sahih berikut. “Tidak berbuat aniaya dan tidak membiarkannya melakukan aniaya. Orang yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah membantu kebutuhannya. Orang yang melonggarkan satu kesulitan dari seorang muslim, maka Allah melonggarkan satu kesulitan di antara kesulitan-kesuliannya pada hari Kiamat. Orang yang menutupi aib saudaranya, maka Allah akan menutupi kekurangannya pada hari Kiamat.” (HR al-Bukhari dari ‘Abdullah bin ‘Umar).

Dalam riwayat lain dinyatakan: “Apabila seorang muslim mendoakan saudaranya yang gaib, maka Malaikat berkata, “Aamin, dan semoga kamu pun mendapat seperti itu.” (HR Muslim dan Abu Darda’). Karena persaudaraan itu sangat bernilai di sisi Allah, maka syariat memerintahkan agar umat muslim menjadi penengah untuk mendamaikan orang-orang yang bertikai. (MTM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *