DaerahPariwisata

Belum Genap 3 bulan Pariwisata Gunungkidul Sudah Tembus Omset Rp5,6 Miliar

Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul mencatat jumlah kunjungan wisatawan ke Bumi Handayani sejak awal Januari 2024 sampai 8 Maret 2024 menyentuh angka 516.836 orang. Dari jumlah tersebut, pendapat asli daerah (PAD) yang didapat Pemkab Gunungkidul mencapai Rp5,6 miliar.

Kabid Pengembangan Destinasi Wisata Dispar Gunungkidul, Supriyanta mengatakan apabila melihat angka kunjungan wisatawan, menurutnya tergolong rendah.

Dia menjelaskan terdapat banyak faktor yang memengaruhi kunjungan wisatawan tersebut seperti cuaca dan kenaikan tarif retribusi di daerah lain. “Tapi Alhamdulillah untuk semuanya sudah ada ada peningkatan perekonomian di masyarakat dan sepertinya destinasi wisata Gunungkidul sudah menjadi pilihan kunjungan bagi wisatawan,” kata Supriyanta, Minggu (10/3/2024).

Dispar Gunungkidul juga telah menetapkan target PAD 2024 sebesar Rp29 miliar. Target tersebut memang naik dibandingkan tahun lalu. Kenaikan tersebut direspon dengan menaikkan tarif retribusi di beberapa destinasi pantai. Dari 17 kawasan yang menjadi objek retribusi mulai dari tempat rekreasi, pariwisata, dan olah raga, hanya ada satu kawasan harga tiket atau tarifnya turun, lalu enam kawasan harga tiket naik, dan ada 10 kawasan  yang harga tiket tetap.

Kenaikan tersebut mendasarkan pada Perda Gunungkidul No.9/2023 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Sementara itu, Kepala Dispar Gunungkidul, Oneng Windu Wardana mengatakan masuk bulan puasa, Dispar memprediksi akan terjadi penurunan kunjungan. Angka kunjungan akan naik kembali lima hari sebelum lebaran karena pemudik mulai berdatangan.

Senada, Sub Koordinator Objek dan Daya Tarik Wisata Dispar Gunungkidul, Aris Sugiantoro mengaku kunjungan wisatawan ketika bulan puasa diprediksi turun. Paling banyak angka kunjungan hanya 30% dibandingkan dengan bulan/hari-hari biasa. Disinggung mengenai target dan prediksi angka kunjungan selama libur lebaran, Aris belum dapat menyampaikan karena pihaknya masih menunggu kepastian terkait waktu libur dan cuti bersama.

Hari Raya Idulfitri pun kemungkinan berbeda-beda. “Kalau naik berapa persen kalau libur Lebaran kami belum bisa menyampaikan karena kami melihat berapa hari liburnya,” kata Aris.

(mtm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *